Jumat, 27 Juli 2012

Opini


KETIDAKJUJURAN DALAM PELAKSANAAN UJIAN NASIONAL
Kalau kita melihat pendidikan di indonesia saat ini sangatlah menyedihkan, karena dari tahun ke tahun banyak terjadi ketidakjujuran pada saat pelaksanaan ujian nasional. Dan ujian nasional tahun inipun masih banyak yang tidak jujur. Ketidakjujuran disini maksudnya bocornya kunci jawaban ujian nasional, siswa yang menyontek dan bekerja sama, bahkan sebagian siswa nekad membeli soal ujian nasional dengan harga yang mahal. Jadi, siswa sudah mengetahui jawaban ujian nasional sebelum pelaksanaannya. Menurut pengamatan saya, yang pertama, siswa mendapat jawaban dari gurunya sendiri dan itu sudah kehendak dari sekolah, dengan cara mengirim pesan lewat sms, atau guru memberikan jawaban sebelum ujian nasional dimulai, bahkan ada juga guru yang menunggu di toilet dan menyuruh salah satu siswanya untuk mengambil dan menyebarkan kepada teman-temannya. Kedua, siswa membeli jawaban tersebut kepada oknum tanpa sepengetahuan guru maupun sekolah.
Bagaimana tujuan pendidikan nasional? 
“Tujuan dari Pendidikan (Kementerian Pendidikan Nasional) : "Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 3, tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Apakah fakta tentang pendidikan nasional kita sesuai dengan tujuan pendidikan nasional? Kenapa fakta tersebut bisa terjadi? Kemudian apa yang melatar belakangi semua ini?
Menurut pengamatan saya, kejadian seperti diatas hanya karena kenaikan nilai rata-rata minimal ujian akhir nasional yang dilakukan oleh pemerintah setiap tahun. Guru bingung mengatasi siswanya yang mempunyai kemampuan rendah dan kurangnya motivasi sehingga menimbulkan ketidak percayaan pada diri siswa, rendahnya motivasi juga membuat ketakutan tentang kegagalan dalam ujian. Sebenarnya pemerintah sudah memberi kemudahan dalam menentukan nilai, dengan cara menggabungkan nilai ujian nasional dengan nilai raport mulai dari semester 3. Namun kenapa ketidakjujuran itu selalu terjadi setiap tahun? Sebagai calon guru, apa yang harus dilakukan ketika melihat fakta tersebut?
Untuk mengatasi permasalahan di atas, tujuan pendidikan nasional harus benar-benar dilaksanakan, tidak hanya tulisan di atas kertas yang tidak ada gunanya sama sekali. Selain itu guru harus melatih kejujuran kepada siswanya sejak ia masih dini, supaya ketidakjujuran dalam ujian nasional itu hilang, sehingga tidak menciptakan koruptor dinegri ini. Misalnya, membiasakan untuk mengerjakan sendiri ketika diberi tugas maupun pada saat melaksanakan ujian. Kemudian, guru harus tegas kepada siswanya dan berilah banyak motivasi supaya mereka percaya diri dan optimis.

Berharap yang tak pasti

wah ternyata itu hanya ilusi saya saja,,, terlalu banyak berharap yang sepertinya impossible.! bagaikan bumi yang menginginkan bersama-sama dengan langit,,, kalau difikir secara logika bumi tidak akan bersama dengan langit, seperti aku dengannya yang dipikir secara logikapun impossible. tapi aku juga tak tau rencana Allah selanjutnya. Kalau mengikuti teori "kun fayakun", segala mungkin pasti akan terjadi, dan aku selalu berharap yang tadinya impossible menjadi possible,,,!!! Aku mencintainya karena Allah,,, dan selalu mempertahankannya selama janur kuning belum melengkung diddepan rumahnya.
"cinta bagaikan benih yang yang ditanam, pertama kita harus merawatnya dan mempertahankannya berkembang sampai menjadi pohon yang kokoh dan kuat. Begitupun cinta, aku akan menanam benih cinta itu kedalam hatimu sampai tumbuh berkembang menjadi kokoh dan kuat" karena yang bisa membolak-balikan hati manusia hanyalah Allah.....